1. Filosofi dasar:
- Bobath: Berfokus pada normalisasi tonus otot dan pola gerakan melalui fasilitasi dan inhibisi.
- MRP: Menekankan pada pembelajaran kembali keterampilan motorik melalui latihan tugas-spesifik.
2. Pendekatan terhadap gerakan abnormal:
- Bobath: Berusaha menghambat pola gerakan abnormal.
- MRP: Lebih toleran terhadap gerakan kompensasi, selama fungsional.
3. Peran terapis:
- Bobath: Fisioerapis lebih hands-on, menggunakan teknik fasilitasi manual.
- MRP: Fisioerapis lebih berperan sebagai instruktur dan pemberi umpan balik.
4. Fokus latihan:
- Bobath: Menekankan pada kualitas gerakan dan normalisasi tonus.
- MRP: Fokus pada pencapaian tujuan fungsional spesifik.
5. Penggunaan aktivitas fungsional:
- Bobath: Menggunakan aktivitas fungsional, tapi sering dimulai dengan persiapan komponen gerakan.
- MRP: Langsung menggunakan tugas fungsional sebagai basis latihan.
6. Teori pembelajaran motorik:
- Bobath: Awalnya kurang menekankan teori pembelajaran motorik, meskipun telah berkembang.
- MRP: Sangat didasarkan pada prinsip-prinsip pembelajaran motorik.
7. Penggunaan lingkungan:
- Bobath: Dapat memodifikasi lingkungan untuk mendukung gerakan normal.
- MRP: Menekankan latihan dalam lingkungan yang seautentik mungkin.
8. Pendekatan terhadap tonus otot:
- Bobath: Berusaha secara aktif menormalkan tonus otot.
- MRP: Kurang fokus pada manipulasi tonus secara langsung.
9. Pengulangan:
- Bobath: Menekankan kualitas setiap repetisi.
- MRP: Mendorong pengulangan tinggi untuk meningkatkan pembelajaran.
10. Keterlibatan pasien:
- Bobath: Pasien dapat lebih pasif dalam beberapa teknik.
- MRP: Sangat menekankan partisipasi aktif pasien.
11. Evaluasi:
- Bobath: Sering menggunakan penilaian klinis Fisioterapis.
- MRP: Lebih menekankan pada pengukuran hasil fungsional yang objektif.
12. Adaptabilitas:
- Bobath: Lebih fleksibel dalam pendekatannya.
- MRP: Lebih terstruktur dan protokol-driven.
Penting untuk dicatat bahwa kedua pendekatan ini telah berkembang seiring waktu dan banyak Fisioterapis modern menggunakan kombinasi dari keduanya, mengambil elemen-elemen yang paling efektif dari masing-masing pendekatan. Pilihan pendekatan sering bergantung pada kondisi spesifik pasien, preferensi Fisioterapis, dan bukti penelitian terbaru.