Social Icons

Pages

Kamis, 27 Maret 2014

ANDA SERING MARAH & OTORITER? PAHAMI INI....

MENGENAL BAGIAN OTAK: AMYGDALA
(SUATU UPAYA MANAJEMEN EMOSI)
Ishak, S.Ft.,Physio
Physio @Puskesmas Banggae I Majene

Dalam hal mengelolah informasi yang masuk kedalam otak kita, secara umum otak terbagi atas dua bagian yaitu; bagian kortex serebri yang mengelolah informasi yang masuk ke otak secara rasional, dan bagian sistim limbik yang mengelolah informasi yang masuk keotak secara emosional. Salah satu bagian yang cukup penting dari sistim limbik dalam hal emosi adalah amygdala. Amygdala berasal dari bahasa latin amygdalae adalah sekelompok saraf yang berbentuk kacang almond. Pada otak vertebrata terletak pada bagian medial lobus temporal, amygdala pada otak manusia terdapat satu pasang.
amygdala-prefrontal-cortex
Amygdala merupakan bagian dari otak yang memiliki peran penting dan sangat menentukan dalam emosi, terutama emosi rasa takut. Amygdala berfungsi mengevaluasi informasi sensorik yang diterima, dan kemudian dengan cepat menentukan kepentingan emosionalnya, dan membuat keputusan untuk mendekati atau menjauhi suatu objek atau situasi (fight-or-flight).

Ketika terjadi suatu kejadian yang memicu emosi, katakanlah misalnya takut, yang terjadi kemudian adalah amygdala mengirim pesan ke semua bagian dari otak sehingga memicu dikeluarkannya hormon yang berkenaan dengan reaksi paling primitif lawan atau lari. Hal ini dilakukan dengan cara memicu pusat pergerakan, mengaktifkan sistem kardiovascular, mensiagakan otot dan lainnya. Selain itu amygdala juga memicu dikeluarkannya neurotransmitter norepinephrine untuk meningkatkan reaksi dari area utama otak, sehingga panca indra menjadi lebih siaga, amygdala juga mengirim pesan ke batang otak sehingga memunculkan ekspresi takut, ketegangan, meningkatkan laju detak jantung yang meninggikan tekanan darah dan membuat nafas menjadi lebih cepat dan dangkal.

Dalam mengevaluasi suatu bahaya atau ancaman Amygdala bekerja dengan sangat cepat, dan akan mengambil keputusan yang dianggap terbaik. Hasil informasi yang diolah dalam amygdala kemudian di ambil alih atau diteruskan oleh hasil analisis yang lebih akurat yang dihasilkan oleh cortex cerebri. Hal ini dapat dimengerti mengapa kita dapat sedemikian terkejutnya saat ada tangan yang menepuk punggung kita, ketika kita sedang berjalan was-was disebuah jalan yang gelap. Rasa takut itu menghilang setelah cortex cerebri mengenali bahwa tangan yang menepuk punggung kita tersebut adalah tangan salah satu teman yang berniat usil.

Seseorang yang mengalami gangguan pada amygdala akan menyebabkan dirinya akan kehilangan rasa takut, dan juga tidak mempunyai ekspresi rasa takut bahkan meskipun dirinya ditodong senjata tajam, jadi jika anda masih takut kehilangan uang, takut kehilangan pacar, takut kehilangan pekerjaan dan jabatan atau takut membuat keputusan akan dampak negatifnya maka bisa dipastikan amygdala anda masih berfungsi dengan baik.
Emosi adalah perasaan intens yang ditujukan kepada seseorang atau sesuatu. Emosi adalah reaksi terhadap seseorang atau sesuatu. Emosi dapat ditunjukkan ketika merasa senang, ataupun takut terhadap sesuatu.

Seseorang yang yang tidak bisa mengendalikan amarahnya, mengambil keputusan secara emosional, tidak menerima pendapat orang lain, tidak mengerti perasaan orang lain, merasa dirinya paling benar, dan selalu memaksakan pendapat atau keinginannya adalah tanda bahwa orang tersebut tidak mampu melakukan upaya manajemen emosi. Seperti yang telah dijelaskan diatas bahwa bagian otak kita yang berhubungan sangat erat dengan emosi adalah amygdala, dengan memahami kerja amygdala maka yang diharapkan adalah seseorang lebih mampu memahami mengenai apa yang terjadi pada dirinya pada saat mengalami gangguan emosi, dan tentunya yang paling diharapkan adalah melakukan suatu upaya manajemen emosi.

Selain IQ atau kecerdasan intelektual, EQ (emotional quotient) juga penting dalam hidup seseorang. EQ adalah kemampuan seseorang untuk menerima, menilai, mengelola, serta mengontrol emosi dirinya dan orang lain di sekitarnya. Menurut Howard Gardner (1983) terdapat lima pokok utama dari kecerdasan emosional seseorang, yakni mampu menyadari dan mengelola emosi diri sendiri, memiliki kepekaan terhadap emosi orang lain, mampu merespon dan bernegosiasi dengan orang lain secara emosional, serta dapat menggunakan emosi sebagai alat untuk memotivasi diri.

Seseorang yang tidak mampu melakukan manajemen emosi akan kesulitan didalam menjalin hubungan dimasyarakat apabila dia adalah seseorang pemimpin atau atasan maka akan menimbulkan suatu kondisi dimana bawahannya akan berlomba untuk mencari kelakuan baik, dan mencari perhatian di depannya, bagi mereka yang tidak suka mencari perhatian atasan akan menjadi tidak bersemangat kerja karena sebaik apapun hasil pekerjaannya dia akan tetap tidak dihargai, malas berpartsipasi dalam memberikan masukan atau pendapat karena dia merasa tidak akan didengar.

Pemimpin yang tidak memiliki kemampuan manajemen emosi seperti ini biasanya juga kadang dianggap sebagai pemimpin otoriter. Tipe kepemimpinan yang otoriter biasanya berorientasi kepada tugas. Artinya dengan tugas yang diberikan lembaga atau instansi, maka kebijaksanaan dari lembaganya ini akan diproyeksikan dalam bagaimana ia memerintah kepada bawahannya agar kebijaksanaan tersebut dapat tercapai dengan baik. Di sini bawahan hanya suatu mesin yang dapat digerakkan sesuai dengan kehendaknya sendiri, inisiatif, ide, pendapat yang datang dari bawahan sama sekali tak pernah diperhatikan. Padahal harusnya dipahami bahwa “No one knows everything, but everyone knows something”. Sebodoh apapun seorang staf, pasti ada hal tertentu yang dia tahu. Sepintar apapun seorang pemimpin pasti ada hal tertentu yang tidak dia ketahui.

Seperti dijelaskan diawal amygdala merupakan bagian dari sistim limbik yang merupakan fungsi luhur otak, selain amygdala sebagai bagian penting yang menyimpan memori yang berhubungan dengan emosi juga terdapat hipocampus untuk memori rasional. Dalam teori evolusi amygdala merupakan peninggalan otak binatang reptil seperti buaya dan komodo. Ini merupakan pusat emosi dan insting yang masih tergolong purba. Kemarahan, kebencian, kesombongan, keserakahan, iri, dengki dan semacamnya bersemayam disini. Oleh karenanya kita sebagai manusia yang lebih tinggi derajatnya daripada binatang selayaknya tidak memaksakan diri untuk menjadi seperti mereka. (wallahu a’lam bissawab)*

2 komentar: